Netbook akan Mati Dimangsa iPad?

INILAH.COM, Jakarta - Melejitnya Apple iPad membuat penjualan netbook hancur. Lalu apakah komputer tablet itu benar-benar sebagai penyebab penurunan penjualan netbook?

Saat ini, tablet layar sentuh tampak membuat konsumen menjauhi netbook. Dalam jangka panjang, netbook akan memiliki pangsa sendiri di pasar perangkat mobile. Analis industri teknologi tak setuju penjualan tablet merugikan penjualan netbook.

Pada Oktober, ChangeWave mensurvei lebih dari 3.100 konsumen, mereka menemukan 14% berencana membeli netbook dalam 90 hari. Jumlah ini menurun dari 18% di awal 2010 dan 24% pada Juni 2009.

Namun, ABI Research mengatakan pasar netbook tak terluka parah karena iPad dan tablet yang serupa, termasuk Galaxy Tab Samsung dan BlackBerry PlayBook Research In Motion. “Hal ini sekadar rumor dari fanatik Apple,” tulis analis perangkat mobile ABI Research Jeff Orr.

Orr menunjukkan bahwa pengapalan tahunan netbook terus bertambah, dan puncaknya belum terlihat. Secara khusus, sekitar 36 juta netbook dikapalkan di seluruh dunia pada 2009 dan diperkirakan 43 juta unit akan dikapalkan pada 2010. Netbook merupakan perangkat ultramobile pertama yang mencapai daya tarik pasar massal.

Ia mengakui penjualan netbook melambat dan pengapalan saat ini tak sesuai “pertumbuhan meteorik” dua tahun terakhir. Menurut firma riset Gartner, pengapalan netbook di Amerika Serikat (AS) turun 34% dari kuartal ketiga 2009 hingga periode sama 2010. Penjahatnya? Tablet Apple adalah tersangka pertama.

“Terjadi beberapa pergantian dari mini-notebook ke iPad di AS, namun menentukan seberapa banyak bukanlah ilmu pasti,” tulis direktur riset komputasi klien Gartner Angela McIntyre.

Dia memperkirakan tablet Apple menggantikan 10-20% pengapalan netbook di AS pada kuartal ketiga 2010. Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah besar konsumen memilih iPad daripada netbook.

Konsumen tampaknya tak lagi terpesona netbook. Namun, tablet bukanlah penyebab satu-satunya. “Banyak faktor berkonstribusi, seperti turunnya ekonomi, adanya PC baru di pasar, dan tablet PC,” tulis McIntyre.

“Kami melihat perlambatan di pasar netbook, dan penurunan jumlah itu dikarenakan iPad,” kata analis komputer IDC Bob O'Donnell. Netbook dan tablet layar sentuh merupakan perangkat komputasi sekunder, dan dilema konsumen adalah memutuskan yang mana yang akan mereka beli.

Namun, disparitas harga netbook dan tablet membuat argumen iPad agak sulit diterima, kata O'Donnell. Misalnya, harga jual rata-rata netbook di bawah US$300 (Rp2,7 juta), menurut IDC. Sedangkan iPad dijual seharga US$630 (Rp5,7 juta), dua kali harga netbook.

“Terdapat pemisah besar di antara kedua produk itu (harga jual rata-rata). Itulah sebabnya sulit mengatakan siapa mengalahkan siapa karena perbedaan harga yang besar itu,” tambah O'Donnell. “Hal ini merupakan titik balik netbook. Dua tahun lalu, netbook menganibaliasai notebook,” katanya.

“Ada periode ketika sejumlah besar orang membeli netbook, dan mengalihkan pandangan dari notebook”. Jika terbukti penjualan iPad hanya bersifat sementara, isu terbesarnya adalah bagaimana netbook bangkit menjawab tantangan tablet.

“Tak ada yang mengatakan netbook atau tablet merupakan barang yang harus dimiliki (perangkat utama). Di situlah desktop dan laptop jatuh,” kata tim pemasaran netbook Intel Cindy Ng.

“Ini merupakan pasar yang sama, karena keduanya merupakan perangkat pendamping. Namun, pada saat bersamaan, saya rasa ada jenis konsumen berbeda yang menghargai penggunaan berbeda”.

Ia mencontohkan pengguna netbook butuh keyboard. “Keyboard lebih memudahkan orang ber-Twitter dan update Facebook, dibanding tablet,” kata Ng. [ito/mdr]